Wednesday, October 26, 2016

RPP Bahasa Indonesia K13 Revisi Terbaru Kelas XI/1 KD : 3.1 dan 4.1 teks cerpen



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah                      : SMK Widya Praja Ungaran
Mata Pelajaran           : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester          : XI/I
Materi Pokok             : Teks Cerita Pendek
Tema                          : Menemukan Solusi Atas Masalah Kewirausahaan
Alokasi Waktu          : 4x 45 menit (2 kali pertemuan)

A.      Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan mengahayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan keberadaannya.
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dalam ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.       Kompetensi Dasar
1.3  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
2.2  Memiliki perilaku percaya diri dan tanggung jawab dalam membuat tanggapan pribadi atas karya budaya masyarakat Indonesia yang penuh makna.
3.1  Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan.
4.1  Menginterpretasi makna teks cerita pendek, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik secara lisan maupun tulisan



C.           Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1        Menjelaskan struktur teks cerita pendek
3.1.2        Menjelaskan kaidah kebahasaan teks cerita pendek
4.1.1        Menemukan isi teks cerita pendek
4.1.2        Menyimpulkan isi teks cerita pendek

D.      Materi Pembelajaran
Pertemuan 1 :
1.      Struktur isi teks cerita pendek
2.      Kaidah kebahasaan teks cerita pendek
 Pertemuan 2 :
1.      Isi teks cerita pendek
2.      Langkah-langkah menginterpretasi teks cerita pendek

E.       Kegiatan Pembelajaran
Ø  Pertemuan Pertama (2 X 45 menit)
Pendekatan  : Scientific
Model          : Konten CLIL
Teknik          : ceramah, tanya jawab, diskusi
No
Kegiatan
Langkah-Langkah
Alokasi waktu
Teknik
1.
Pendahuluan
Membangun Konteks
1)    Siswa menyimak apersepsi yang disampaiakan oleh guru mengenai teks cerita pendek
2)   Siswa menyimak tujuan mempelajari teks cerita pendek
3)   Siswa menyimak manfaat  mempelajari teks cerita pendek
4)   Siswa menyimak motivasi yang disampaikan oleh guru

10 menit
Ceramah, tanya jawab
2
Inti
Menelaah Model
1)   Siswa-siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri atas 4 anak secara heterogen
2)   Konten (CLIL)
3)   Siswa memperhatikan dan menyimak petunjuk pengerjaan tugas yang disampaikan oleh guru
4)   Masing-masing kelompok berdiskusi menganalisis struktur teks cerita pendek halaman 9 dan kaidah kebahasaan dari teks cerita pendek halaman 18-22.

Mengonstruksi terbimbing
Mengamati
1)    Siswa mencari data dari berbagai sumber untuk menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita pendek (mengumpulkan informasi)

Menalar
1)   Siswa  berdiskusi untuk menstruktur dan kaidah kebahasaan teks cerita pendek (mengasosiasi)
Menanya
1)      Siswa dalam berdiskusi boleh bertanya kepada guru apabila menemukan kesulitan.


Mengomunikasikan/Komunikasi (CLIL)

1)   Setiap kelompok diberi kesempatan 5 menit untuk membacakan hasil kerja kelompok (mengomunikasikan)
Mengonstruksi Individu
1)      Siswa membaca contoh teks cerita pendek yang diberikan oleh guru.
2)      Siswa mencatat hal-hal penting yang terdapat pada teks..



1
5 menit













10 menit





10 menit




10menit




10 menit






15menit


Penugasan, tanya jawab, diskusi











Diskusi




Penugasan




Diskusi, tanya jawab



Penugasan,Tanya jawab




Penugasan
3
Penutup
1)   Siswa dan guru bersama-sama membuat simpulan tentang struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita pendek.
2)   Siswa dan guru bersama-sama membuat refleksi terkait pebelajaran yang telah dilakukan.
Kognisi dan kultur
3)   Siswa dan guru melakukan evaluasi
4)   Siswa menerima tindak lanjut dari guru  






10 menit




Ceramah, tanya jawab, diskusi

Ø  Pertemuan 2 ( 2 X 45 menit)
Pendekatan     : Scientific
Model              : Problem Based Learning
Teknik             : Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan
No
Langkah
Kegiatan
Alokasi waktu
Teknik
1
Pendahuluan
1)   Siswa menyimak apersepsi yang disampaiakan oleh guru mengenai teks cerita pendek
2)   Siswa menyimak tujuan mempelajari teks cerita pendek
3)   Siswa menyimak manfaat  mempelajari teks cerita pendek
4)   Siswa menyimak motivasi yang disampaikan oleh guru
10 menit
Ceramah, tanya jawab
2
Inti
Orientasi Siswa pada Masalah
1)   Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
2)   Siswa membaca teks cerita pendek berjudul Sejarah Hari Buruh
3)   Siswa menyimak penjelasan guru singkat terkait menginterpretasi teks cerita pendek

Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
1)   Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami terkait menginterpretasi teks cerpen

Membimbing Penyelidikan Individual atau Kelompok
1)   Siswa berdiskusi untuk menemukan informasi terkait kelengkapan isi teks cerita pendek berjudul Sejarah Hari Buruh

Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
1)   Siswa secara mendiri menuliskan hasil interpretasi teks cerita pendek berjudul Sejarah Hari Buruh

Menganalisis Data dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
1)      Perwakilan dari siswa  maju untuk memaparkan hasil diskusinya
2)      Siswa yang lain menanggapi dengan jujur dan tanggung jawab

10 menit






10 menit





10 menit





30  menit





10 menit



Penugasan , ceramah





Tanya jawab




Diskusi





Penugasan





Diskusi

3
Penutup
1)   Siswa dan guru bersama-sama membuat simpulan mengenai menginterpretasi teks cerita pendek.
2)   Siswa dan guru bersama-sama membuat refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan
3)   Siswa dan guru melakukan evaluasi
4)   Siswa menerima tindak lanjut dari guru

10 menit
Ceramah, diskusi, tanya jawab

F.     Penilaian

1.      Teknik Penilaian: Observasi, Tes Tertulis, dan Produk.
2.      Instrumen Penilaian
a.       Pertemuan 1
1)      Lembar Observasi
2)      Soal Uraian

b.      Pertemuan 2
1)      Lembar Observasi
2)      Produk


3.      Remidial dan Pengayaan
a.       Remidial: Pemberian bimbingan khusus mengenai kegiatan mengidentifikasi informasi isi serta menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi.
b.      Pengayaan: Secara mandiri siswa mencari teks laporan hasil observasi di buku pengetahuan populer lalu mengidentifikasi informasi isi serta menyimpulkan isi teks yang didapatkan.

Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1.        Media                : Power point “Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks cerita pendek” dan  “Langkah Menginterpretasi Teks cerita pendek”
2.      Alat dan bahan   : Laptop, LCD, Proyektor
3.      Sumber Belajar   :
Kemdikbud, 2015. Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Kelas XI. Jakarta: Kemdikbud.
Kemdikbud, 2015. Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik: Buku guru. Jakarta: Kemdikbud.
Yustinah. 2013. Produktif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.


         Ungaran,
Mengetahui,                                                                                 
Kepala SMK Widya Praja                                    Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia



....................................................              ...............................................................
   ( Drs. Eko Sutanto)                                                ( Dwi Putra W.S.A.P)














Lampiran 1. Materi

1.             Struktur Teks cerita pendek
§  Bagian abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.
§  Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
§  Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Pada tahapan struktur ini, kalian akan mendapati karakter atau watak pelaku cerita yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu diekspresikan dalam ucapan dan tindakan tokoh. Dalam komplikasi itulah berbagai kerumitan bermunculan
§  Klimaks ini merupakan keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita. Untuk mencapai sebuah selesaian atau leraian, diperlukan evaluasi. Pada tahapan evaluasi ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
§  Setelah itu, kalian akan mengenal struktur berikutnya, yaitu resolusi. Padaresolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh. Resolusi berkaitan dengan koda. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi.
§  Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.

2.             Kaidah Bahasa Teks cerita pendek
§  Gaya bahasa merupakan bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Penggunaan gaya bahasa ini dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Terdapat sekitar 60 gaya bahasa. Namun, Gorys Keraf membaginya menjadi empat kelompok, yaitu gaya bahasa perbandingan (metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, dan sebagainya), gaya bahasa pertentangan (hiperbola, litotes, ironi, satire, paradoks, klimaks, antiklimaks, dan sebagainya), gaya bahasa pertautan (metonimis, sinekdoke, alusi, eufemisme, elipsis, dan sebagainya), dan gaya bahasa perulangan (aliterasi, asonansi, antanaklasis, anafora, simploke, dan sebagainya). Agar kalian lebih mengetahui gaya bahasa ini secara mendalam, sebaiknya kalian mencari referensi lain mengenai gaya bahasa dari berbagai sumber. Baca dan pelajarilah.
§  Kosakata sulit

3.             Langkah Menginterpretasi Teks cerita pendek

1.      Membaca teks cerita pendek tersebutsecara menyeluruh.
2.      Memcatat kata-kata sulit atau istilah-istilah yang membutuhkan penafsiran khusus.
3.      Mencari penjelasan menganai kata-kata/istilah-istilah tersebut di dalam kamus atau referensi lain
4.      Memberi makna dan menghubung-hubungkan dengan kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya.
5.      Menafsirkan secara menyeluruh maknateks dalam cerita tersebut.
6.      Mencari maksud dan inti cerita secara keseluruhan.
7.      Mengambil nilai didik yang hendak disampaikan penulis kepada pembacanya.
8.      Enghubungkan nilai didik dalam cerita dengan perilaku sehari-hari.






           




LAMPIRAN 2. Instrumen Penilaian

1.      Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik
Bentuk
Pengamatan Sikap  
Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes Unjuk Kerja 
Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik


2.      Instrumen Penilaian
Pengamatan Sikap


a.       Lembar Pengamatan Sikap
No
Nama Siswa
Religius
Jujur
Disiplin
Peduli
Santun
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK

BT


MT

MB

MK
BT
MT
MB
MK
1.





















2.





















3.





















….















































b.      Rubrik penilaian sikap
Rubrik
Skor
Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh  dalam melakukan kegiatan
BT

Menunjukkan sudah ada  usaha sungguh-sungguh  dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten
MT
Menunjukkan ada  usaha sungguh-sungguh  dalam melakukan kegiatan yang  cukup sering dan mulai konsisten
MB
Menunjukkan adanya  usaha sungguh-sungguh  dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan konsisten
MK
Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 16) x 100

a.       Tes uji petik kerja Interpretasi teks (Kelompok)
1.      Baca dan diskusikan teks laporan hasil observasi yang telah kalian terima dari guru!
2.      Carilah kalimat utama pada setiap paragraf teks laporan hasil observasi!
3.      Tentukan gagasan pokok yang ada pada setiap paragraf!
4.      Rangkumlah kumpulan kalimat utama pada semua semua paragraf teks editorial/opini!
5.      Komunikasikan hasil kerja kelompok kalian kepada kelompok lainnya!

Rubrik Unjuk Kerja :
No.
Aspek dan Deskripsi
Skor Maksimal
1.
Menyimpulkan teks
Skor 5 bila simpulan teks tepat
Skor 3 bila simpulan teks kurang tepat
Skor 1 bila simpulan teks tidak tepat



5
2.
Penggunaan bahasa dalam menyimpulkan
Skor 5 bila bahasa yang digunakan tepat dan baik.
Skor 3 bila bahasa yang digunakan kurang tepat dan kurang baik.
Skor 1 bila bahasa yang digunakan tidak tepat dan tidak baik.


5
3.
Penggunaan bahasa dalam mengomunikasikan hasil
Skor 5 bila bahasa yang digunakan tepat dan baik.
Skor 3 bila bahasa yang digunakan kurang tepat dan kurang baik.
Skor 1 bila bahasa yang digunakan tidak tepat dan tidak baik.

5
4.
Keaktifan kelompok
Skor 5 bila kelompok aktif dalam berdiskusi maupun ketika mengomunikasikan.
Skor 3 bila kelompok kurang aktif dalam berdiskusi maupun ketika mengomunikasikan.
Skor 1 bila kelompok tidak aktif dalam berdiskusi maupun ketika mengomunikasikan.



5
Jumlah
20
Nilai Keterampilan = (Jumlah skor diperoleh : 20) x 100

b.      Tes Uji petik kerja
1. Baca dan diskusikan teks laporan hasil observasi yang telah kalian terima dari guru!
2. Carilah kalimat utama pada setiap paragraf teks laporan hasil observasi!
3. Tentukan gagasan pokok yang ada pada setiap paragraf!
4. Rangkumlah kumpulan kalimat utama pada semua semua paragraf teks editorial/opini!

   Rubrik Unjuk Kerja :
No.
Aspek dan Deskripsi
Skor Maksimal
1.
Menyimpulkan teks
Skor 5 bila simpulan teks tepat
Skor 3 bila simpulan teks kurang tepat
Skor 1 bila simpulan teks tidak tepat



5
2.
Penggunaan bahasa dalam menyimpulkan
Skor 5 bila bahasa yang digunakan tepat dan baik.
Skor 3 bila bahasa yang digunakan kurang tepat dan kurang baik.
Skor 1 bila bahasa yang digunakan tidak tepat dan tidak baik.


5
Jumlah
10
Nilai Keterampilan = (Jumlah skor diperoleh : 10) x 100



1.             Pengetahuan
Tes Uraian

Petunjuk
a.      Bacalah secara cermat teks cerita pendek berjudul Juru Masak!
b.      Setelah itu, jawablah pertanyaan berikut dengan berdiskusi!
1.      Identifikasilah struktur teks cerita pendek tesebut!
2.      Temukanlah kosakata sulit dan carilah maknanya di kamus atau referensi lain!

Juru Masak

Perhelatan bisa kacau tanpa kehadiran lelaki itu. Gulai kambing akan terasa
hambar lantaran racikan bumbu tidak meresap ke dalam daging. Kuah gulai
kentang dan gulai rebung bakal encer karena keliru menakar jumlah kelapa
parut hingga setiap menu masakan kekurangan santan. Akibatnya, berseraklah
fitnah dan cela yang mesti ditanggung tuan rumah. Bukan karena kenduri
kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat bersandingnya pasangan
pengantin tak sedap dipandang mata, tetapi karena macam-macam hidangan
yang tersuguh tak menggugah selera. Nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat
tak bikin kenyang. Ini celakanya bila Makaji, juru masak handal itu tidak
dilibatkan.
Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang
digelar dengan menyembelih tiga belas ekor kambing dan berlangsung selama
tiga hari, tidak berjalan mulus, bahkan hampir saja batal. Keluarga mempelai
pria merasa dibohongi oleh keluarga mempelai wanita yang semula sudah
berjanji bahwa semua urusan masak-memasak selama kenduri berlangsung
akan dipercayakan kepada Makaji, juru masak nomor satu di Lareh Panjang
ini. Namun, di hari pertama perhelatan, ketika rombongan keluarga mempelai
pria tiba, gulai kambing, gulai nangka, gulai kentang, gulai rebung, dan aneka
hidangan yang tersaji ternyata bukan masakan Makaji. Mana mungkin keluarga
calon besan itu bisa dibohongi? Lidah mereka sudah sangat terbiasa dengan
masakan Makaji.
“Kalau besok gulai nangka masih sehambar ini, kenduri tak usah dilanjutkan!”
ancam Sutan Basabatuah, penghulu tinggi dari keluarga Rustamadji.
“Apa susahnya mendatangkan Makaji?”
“Percuma bikin helat besar-besaran bila menu yang terhidang hanya bikin malu.”
Begitulah pentingnya Makaji. Tanpa campur tangannya, kenduri terasa hambar,
sehambar gulai kambing dan gulai rebung karena bumbu-bumbu tak diracik
oleh tangan dingin lelaki itu. Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan
membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta, tak peduli
apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang tamunya membludak
atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran seadanya. Makaji
tak pilih kasih, meski ia satu-satunya juru masak yang masih tersisa di Lareh
Panjang. Di usia senja, ia masih tangguh menahan kantuk, tangannya tetap
gesit meracik bumbu, masih kuat ia berjaga semalam suntuk.
***
“Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di kampung
ini, bagaimana kalau tanggung jawab itu dibebankan pada yang lebih muda?”
saran Azrial, putra sulung Makaji sewaktu ia pulang kampung enam bulan lalu.
“Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti.”
“Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik
bumbu,” balas Makaji waktu itu.
“Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru
masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi
berjauhan dengan Ayah.”
Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orang tua memang
selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya,
meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang
ia menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu.
Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua? Dan
kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera
memboyongnya ke rantau. Makaji tetap akan mempunyai kesibukan di Jakarta,
ia akan jadi juru masak di rumah makan milik anaknya sendiri.
“Beri Ayah kesempatan satu kenduri lagi!”
“Kenduri siapa?” tanya Azrial.
“Mangkudun. Anak gadisnya baru saja dipinang orang. Sudah terlanjur Ayah
sanggupi, malu kalau tiba-tiba dibatalkan.”
Merah padam muka Azrial mendengar nama itu. Siapa lagi anak gadis
Mangkudun kalau bukan Renggogeni, perempuan masa lalunya. Musabab
hengkangnya ia dari Lareh Panjang tidak lain adalah Renggogeni, anak
perempuan tunggal beleng itu. Siapa pula yang tak kenal Mangkudun? Di
Lareh Panjang, ia dijuluki tuan tanah, hampir sepertiga wilayah kampung ini
miliknya. Sejak dulu, orang-orang Lareh Panjang yang kesulitan uang selalu
beres di tangannya. Mereka tinggal menyebutkan sawah, ladang, atau tambak
ikan sebagai agunan. Dengan senang hati Mangkudun akan memegang gadaian
itu.
Masih segar dalam ingatan Azrial, waktu itu Renggogeni hampir tamat
dari akademi perawat di kota. Tidak banyak orang Lareh Panjang yang bisa
bersekolah tinggi seperti Renggogeni. Perempuan kuning langsat pujaan Azrial
itu benar-benar akan menjadi seorang juru rawat. Sementara Azrial bukan
siapa-siapa, hanya tamatan madrasah aliyah yang sehari-hari bekerja honorer
sebagai sekretaris di kantor kepala desa. Ibarat emas dan loyang perbedaan
mereka.
“Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru
masak!” bentak Mangkudun. Dan tak lama berselang, kabar ini berdengung
juga di telinga Azrial.
“Dia laki-laki taat, jujur, bertanggung jawab. Renggo yakin kami berjodoh.”
“Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau berjodoh dengan Azrial. Akan
saya carikan kau jodoh yang lebih bermartabat!”
“Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?”
“Jatuh martabat keluarga kita bila laki-laki itu jadi suamimu. Paham kau?”
Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti sawah
tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan. Tetapi tidak patut rasanya
Mangkudun memandangnya dengan sebelah mata. Maka, dengan berat hati
Azrial melupakan Renggogeni. Ia hengkang dari kampung, pergi membawa
luka hati.
Awalnya ia hanya tukang cuci piring di rumah makan milik seorang perantau
dari Lareh Panjang yang lebih dulu mengadu untung di Jakarta. Sedikit demi
sedikit dikumpulkannya modal, agar tidak selalu bergantung pada induk
semang. Berkat kegigihan dan kerja keras selama bertahun-tahun, Azrial kini
sudah jadi juragan, punya enam rumah makan dan dua puluh empat anak
buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan.
Barangkali, ada hikmahnya juga Azrial gagal mempersunting anak gadis
Mangkudun. Kini, lelaki itu kerap disebut sebagai orang Lareh Panjang paling
sukses di rantau. Itu sebabnya ia ingin membawa Makaji ke Jakarta. Lagi pula,
sejak ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja di rumah, tak ada yang
merawat. Adik-adiknya sudah terbang hambur pula ke negeri orang.
Meski hidup Azrial sudah berada, tetapi ia masih saja membujang. Banyak yang
ingin mengambilnya jadi menantu, tetapi tak seorang perempuan pun yang
mampu meluluhkan hatinya. Mungkin Azrial masih sulit melupakan Renggogeni,
atau jangan-jangan ia tak sungguh-sungguh melupakan perempuan itu.
***
Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak. Dua kali meriam ditembakkan
ke langit, pertanda dimulainya perhelatan agung. Tak biasanya pusaka
peninggalan sesepuh adat Lareh Panjang itu dikeluarkan. Bila yang menggelar
kenduri bukan orang berpengaruh seperti Mangkudun, tentu tak sembarang
dipertontonkan. Para tetua kampung menyiapkan pertunjukan pencak guna
menyambut kedatangan mempelai pria. Para pesilat turut ambil bagian
memeriahkan pesta perkawinan anak gadis orang terkaya di Lareh Panjang itu.
Maklumlah, menantu Mangkudun bukan orang kebanyakan, tetapi perwira
muda kepolisian yang baru dua tahun bertugas, anak bungsu pensiunan tentara,
orang disegani di kampung sebelah. Kabarnya, Mangkudun sudah banyak
membantu laki-laki itu, sejak dari sebelum ia lulus di akademi kepolisian
hingga resmi jadi perwira muda. Terdengar kabar bahwa perjodohan itu
terjadi karena keluarga pengantin pria hendak membalas jasa yang dilakukan
Mangkudun di masa lalu. Aih, perkawinan atas dasar hutang budi.
Mangkudun benar-benar menepati janji pada Renggogeni, bahwa ia akan
mencarikan jodoh yang sepadan dengan anak gadisnya itu, yang jauh lebih
bermartabat. Tengoklah, Renggogeni kini tengah bersanding dengan Yusnaldi,
perwira muda polisi yang bila tidak “macam-macam” tentu kariernya lekas
menanjak. Duh, betapa beruntungnya keluarga besar Mangkudun. Tetapi,
pesta yang digelar dengan menyembelih tiga ekor kerbau jantan dan tujuh
ekor kambing itu tidak begitu ramai dikunjungi. Orang-orang Lareh Panjang
hanya datang di hari pertama, sekadar menyaksikan benda-benda pusaka adat
yang dikeluarkan untuk menyemarakkan kenduri, setelah itu mereka berbalik
meninggalkan helat. Bahkan ada yang belum sempat mencicipi hidangan,
sudah tergesa pulang.
“Gulai kambingnya tak ada rasa,” bisik seorang tamu.
“Kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge. Kembang perut kami
dibuatnya.”
“Masakannya tak mengenyangkan, tak mengundang selera.”
“Pasti juru masaknya bukan Makaji!”
Makin ke ujung, kenduri makin sepi. Rombongan pengantar mempelai pria
diam-diam juga kecewa pada tuan rumah, karena mereka hanya dijamu dengan
menu masakan yang asal-asalan, kurang bumbu, kuah encer, dan daging yang
tak kempuh. Padahal mereka bersemangat datang karena pesta perkawinan di
Lareh Panjang mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu rasa masakan hasil
olah tangan juru masak nomor satu. Siapa lagi kalau bukan Makaji?
“Kenapa Makaji tidak turun tangan dalam kenduri sepenting ini?” begitu
mereka bertanya-tanya.
“Sia-sia saja kenduri ini bila bukan Makaji yang meracik bumbu.”
“Ah, menyesal kami datang ke pesta ini.”
***
Dua hari sebelum kenduri berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji datang
dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput Makaji. Kini, juru masak itu sudah
berada di Jakarta, mungkin tak akan kembali, sebab ia akan menghabiskan hari
tua di dekat anaknya. Orang-orang Lareh Panjang akan kehilangan juru masak
handal yang pernah ada di kampung itu. Kabar kepergian Makaji sampai juga
ke telinga pengantin baru Renggogeni. Perempuan itu dapat membayangkan
betapa terpiuhnya perasaan Azrial setelah mendengar kabar kekasih pujaannya
telah dipersunting lelaki lain.
(Sumber: Damhuri Muhammad, 2009, Juru Masak: Sehimpun Cerita Pendek, Depok:
Koekoesan)




2.             Keterampilan
Soal Keterampilan

Petunjuk
a.      Bacalah teks cerita pendek “Juru Masak”!
b.      Intepretasikanlah makna teks cerita pendek tersebut!

No comments:

Post a Comment