Friday, November 13, 2015

RPP bahasa Indonesia SMK XI/2 "Teks Eksplanasi Kompleks"


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

nama sekolah                           : SMK …..
kelas/ semester                        : XI/ Genap
mata pelajaran                         : Bahasa Indonesia
tema                                        : Sosial Budaya
subtema                                   : Fenomena Pengangguran Terpelajar
materi pokok                           : Teks Eksplanasi Kompleks
pertemuan ke                           : 31-34
alokasi waktu                          : 8 jam pelajaran

A.  Kompetensi Inti
1.      Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
2.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
4.      Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.3  Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan  informasi lisan dan tulis melalui teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama
2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyampaikan permasalahan sosial, lingkungan, ideologis, dan kebijakan publik

3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi  kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator:  3.2.1 Menguraikan struktur dua teks eksplanasi kompleks dibandingkan dengan
                          bertanggung jawab, responsif, jujur, disiplin
 3.2.2 Menguraikan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang akan dibandingkan
          dengan bertanggung jawab, responsif, jujur, disiplin
3.2.3 Membandingkan dua teks eksplanasi kompleks melalui lisan dan tulis dengan jujur,
  Bertanggung jawab, responsif, disiplin, dan santun
4.2  Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik  yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
Indikator:  4.2.1 Menentukan topik teks eksplanasi kompleks secara proaktif dan peduli, bertanggung
                         jawab
4.2.2 Membuat kerangka teks eksplanasi kompleks secara proaktif, bertanggung jawab
4.2.3 Mengembangkan kerangka karangan menjadi teks eksplanasi kompleks yang koheren sesuai dengan karakteristik  yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan secara proaktif dan peduli
C. Tujuan                                                         
3.2  Setelah melihat gambar fotografi, membaca dua teks eksplanasi, mengajukan pertanyaan mengenai struktur dan kaidah dua teks eksplanasi yang dibaca, membaca sumber belajar, menjelaskan kaidah dan struktur dua teks eksplanasi kompleks, mengorganisasikan secara runtut dan menguraikan struktur dan kaidah teks eksplanasi kompleks yang dibaca secara tertulis dan individu, membandingkan struktur dan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang telah dibaca, menyampaikan hasil dari membandingkan struktur dan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang dibandingkan secara lisan di depan kelas, melakukan telaah melalui diskusi hasil perbandingan yang disampaikan di depan kelas, siswa mampu membandingkan teks eksplanasi kompleks, baik melalui lisan maupun tulisan.
4.2  Setelah membaca contoh-contoh teks eksplanasi kompleks yang diberikan oleh guru, mengajukan pertanyaan tentang tema dan topik teks eksplanasi kompleks yang dibaca, mengajukan pertanyaan mengenai cara merumuskan topik teks eksplanasi kompleks, membaca referensi terkait dengan cara merumuskan topik teks eksplanasi kompleks, menyampaikan topik kelompok hasil diskusi, melakukan telaah melalui diskusi topik yang disampaikan di depan kelas, membaca topik teks eksplanasi kompleks beserta alasan memilih topik yang telah dirumuskan pada pertemuan sebelumnya, mengumpulkan informasi terkait topik yang mereka pilih, mengorganisasikan informasi yang berkaitan dengan topik yang mereka peroleh sesuai dengan struktur teks eksplanasi kompleks, membuat kerangka karangan teks eksplanasi kompleks, membentuk kelompok diskusi yang terdiri atas dua orang, saling memberikan telaah terhadap teks eksplanasi kompleks yang dibuat, siswa mampu memproduksi teks eksplanasi kompleks yang koheren sesuai dengan karakteristik  yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
D. Materi Pembelajaran
3.2.1 Struktur teks eksplanasi
3.2.2 Kaidah penulisan teks eksplanasi kompleks
3.2.3 Kaidah bahasa teks eksplanasi kompleks
3.2.4 Langkah-langkah membandingkan teks eksplanasi
4.2.1 Langkah penulisan teks eksplanasi
4.2.2 kohesi dan koherensi paragraf
E. Metode Pembelajaran
3.2.1 Pendekatan Saintifik
3.2.2 Model Think Pair Share
3.2.3 Metode diskusi
3.2.4 Metode ceramah
3.2.5 Metode Penugasan
4.2.1 Pendekatan Saintifik
4.2.3 Model investigasi kelompok
4.2.4 Metode ceramah
4.2.5 Metode diskusi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
a) Gambar Fotografi
2. Alat
a) Laptop
b) Proyektor LCD
3. Sumber Belajar
a) Keterampilan Dasar Menulis, Suparno dan Yunus, 2008.
b) Bahan Ajar Guru (Membandingkan dan Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks)
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-31 (KD 3.2)
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
1.
Pendahuluan
a)      Siswa dan guru mengulas materi yang dipelajari sebelumnya (cerita pendek). Guru mengaitkan relevansi cerita pendek dengan materi yang akan dipelajari ( membandingkan teks eksplanasi kompleks)
b)      Guru memberikan ilustrasi materi yang akan dipelajari (membandingkan teks eksplanasi kompleks)
c)      Guru memaparkan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh melalui membandingkan teks eksplanasi kompleks
d)      Siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas dua orang

10 Menit

Ceramah
2.
Inti
a)      Mengamati
1)      Siswa melihat media fotografi yang telah disiapkan guru yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
2)      Siswa membaca dua teks eksplanasi yang dibagikan oleh guru
b)      Menanya
1)      Siswa mengajukan pertanyaan tentang struktur dan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang telah dibaca
c)      Mengumpulkan informasi/ eksperimen
1)      Siswa membaca sumber belajar untuk mengetahui langkah-langkah membandingkan teks eksplanasi kompleks
2)      Siswa menjelaskan struktur dan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang dibaca
d)      Mengasosiasikan/ mengolah informasi
1)      Siswa mengorganisasikan secara runtut dan menguraikan struktur dan kaidah teks eksplanasi kompleks yang dibaca secara tertulis secara individu
2)      Siswa membandingkan struktur dan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang telah dibaca
e)      Mengomunikasikan
1)      Siswa menyampaikan hasil dari membandingkan struktur dan kaidah dua teks eksplanasi kompleks yang dibandingkan secara lisan di depan kelas
2)      Siswa melakukan telaah melalui diskusi hasil perbandingan yang disampaikan di depan kelas

10 Menit





5 Menit




10 Menit







15 Menit








35 Menit

Diskusi
Ceramah
Penugasan
Think Pair Share
3.
Penutup
1)      Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
2)      Guru dan siswa melakukan refleksi berkaitan dengan sikap tanggung jawab dan jujur dalam membandingkan teks eksplanasi kompleks
5 Menit
Ceramah
Diskusi

Pertemuan ke-32 (KD 3.2)
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
1.
Pendahuluan
a)    Siswa dan guru mengulas materi yang dipelajari sebelumnya  (membandingkan teks eksplanasi kompleks)
b)      Guru memberikan ilustrasi materi yang akan dipelajari (memproduksi teks eksplanasi kompleks) untuk pertemuan kali ini, siswa akan belajar menentukan topik teks eksplanasi kompleks
c)      Guru memaparkan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh melalui memproduksi teks eksplanasi kompleks
d)      Siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas empat orang

15 Menit

Ceramah
2.
Inti
a)      Mengamati
1)      Siswa membaca contoh-contoh teks eksplanasi kompleks yang diberikan oleh guru
b)      Menanya
1)      Siswa mengajukan pertanyaan tentang tema dan topik teks eksplanasi kompleks yang dibaca
2)      Siswa mengajukan pertanyaan mengenai cara merumuskan topik teks eksplanasi kompleks
c)      Mengumpulkan informasi/ eksperimen
1)      Siswa membaca referensi terkait dengan cara merumuskan topik teks eksplanasi kompleks
d)      Mengasosiasikan/ mengolah informasi
1)      Siswa-siswa dalam satu kelompok merumuskan topik teks eksplanasi kompleks
e) Mengomunikasikan
1)      Siswa menyampaikan topik kelompok hasil diskusi
2)      Siswa melakukan telaah melalui diskusi topik yang disampaikan di depan kelas

10 Menit



10 Menit






15 Menit



10 Menit



15 Menit

Diskusi
Ceramah
Penugasan
3.
Penutup
a)      Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
b)      Guru dan siswa melakukan refleksi berkaitan dengan sikap proaktif dan peduli dalam membandingkan teks eksplanasi kompleks

15 Menit

Ceramah
Diskusi

Pertemuan ke-33 (KD 4.2)
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
1.
Pendahuluan
a)      Siswa dan guru mengulas materi yang dipelajari sebelumnya  (memproduksi teks eksplanasi kompleks secara berkelompok)
b)      Guru memberikan ilustrasi materi yang akan dipelajari (memproduksi teks eksplanasi kompleks)
c)      Guru memaparkan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh melalui memproduksi teks eksplanasi kompleks


15 Menit

Ceramah
2.
Inti
a)      Siswa dihadapkan pada situasi yang bermasalah
1)      Siswa membaca topik teks eksplanasi kompleks beserta alasan memilih topik yang telah dirumuskan pada pertemuan sebelumnya
b)      Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis
1)      Siswa mengumpulkan informasi terkait topik yang mereka pilih
c)      Siswa merumuskan tugas-tugas belajar
1)      Siswa mengorganisasikan informasi yang berkaitan dengan topik yang mereka peroleh sesuai dengan struktur teks eksplanasi kompleks
2)      Siswa membuat kerangka karangan teks eksplanasi kompleks
d)      Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok
1)      Individual: siswa merumuskan topik lain untuk tugas individu
2)      Kelompok: siswa mengembangkan kerangka karangan teks eksplanasi kompleks
e)      Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan
1)      Siswa menelaah kerangka karangan yang telah dibuat
f)       Siswa melakukan recycle
1)      Siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi teks eksplanasi kompleks berdasarkan kaidah dan struktur teks eksplanasi kompleks

5Menit






5 Menit




15 Menit








10 Menit






10 Menit



15 Menit

Diskusi
Ceramah
Penugasan
Pembelajaran berbasis masalah
3.
Penutup
a)      Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
b)      Guru dan siswa melakukan refleksi berkaitan dengan sikap proaktif dan peduli dalam memproduksi teks eksplanasi kompleks

10 Menit

Ceramah
Diskusi

Pertemuan ke-34 (KD 4.2)
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
1.
Pendahuluan
a)      Siswa dan guru mengulas materi yang dipelajari sebelumnya  (memproduksi teks eksplanasi kompleks secara berkelompok)
b)      Guru memberikan ilustrasi materi yang akan dipelajari (memproduksi teks eksplanasi kompleks) untuk pertemuan kali ini, siswa akan belajar memproduksi teks eksplanasi kompleks secara individu
c)      Guru memaparkan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh melalui memproduksi teks eksplanasi kompleks secara individu

10 Menit

Ceramah
2.
Inti
a)      Mengamati
1)      Siswa membaca kembali topik teks eksplanasi kompleks yang dibuat pada pertemuan sebelumnya
b)      Menanya
1)      Siswa bertanya mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan topik yang dipilih
c)      Mengumpulkan informasi/ eksperimen
1)    Siswa mengumpulkan informasi berkaitan dengan topik yang dipilih
d)      Mengasosiasikan/ mengolah informasi
1)      Siswa mengolah informasi yang diperoleh menjadi kerangka karangan
2)      Siswa mengembangka kerangka karangan menjadi teks eksplanasi kompleks
e)      Mengomunikasikan
1)      Siswa membentuk kelompok diskusi yang terdiri atas dua orang
2)      Siswa saling memberikan telaah terhadap teks eksplanasi kompleks yang dibuat

5 Menit



5 Menit



10 Menit



30 Menit





15 Menit

Diskusi
Ceramah
Penugasan
3.
Penutup
c)      Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
d)      Guru dan siswa melakukan refleksi berkaitan dengan sikap proaktif dan peduli dalam memproduksi teks eksplanasi kompleks

15 Menit


Ceramah
Diskusi


H. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
Jenis
Teknik
Pengamatan sikap
Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Pengetahuan
Tes uraian
Keterampilan
Tes uji petik produk

2. Bentuk Instrumen
Pengamatan Sikap
No.
Nama Siswa
Tanggung Jawab
Peduli
Proaktif
Bersyukur
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1.

















2.

















3

















dst


















                                                  Deskriptor
Skor
Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit belum ajeg/konsisten
2
Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
4


NO
INDIKATOR
PENILAIAN
TEKNIK
BENTUK
NOMOR INSTRUMEN
1.
3.2.1 Menguraikan struktur teks eksplanasi kompleks
Tes
Uraian tertulis
1
2.
3.2.2 Menguraikan kaidah teks eksplanasi kompleks
Tes
Uraian tertulis
2
3.
3.2.3 Membandingkan dua teks eksplanasi kompleks melalui lisan dan tulis
1) Tes
2) Unjuk Kerja
1)      Uraian tertulis
2)      Praktik lisan
3, 4
4.
4.2.1 Menentukan topik teks eksplanasi kompleks
Unjuk Kerja
Tes praktik
5
5.
4.2.2 Membuat kerangka teks eksplanasi kompleks
Unjuk kerja
Tes praktik
6
6.
4.2.3 Mengembangkan kerangka karangan menjadi teks eksplanasi kompleks yang koheren sesuai dengan karakteristik  yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
Unjuk kerja
1)      Uji petik produk
2)      Praktik lisan
7, 8

Perumusan Soal-Soal Ulangan Harian
Bacalah dua teks eksplanasi kompleks berikut ini !
Teks 1
PENGANGGURAN TERDIDIK
Pengangguran adalah penyakit yang menyertai perkembangan perekonomian suatu bangsa. Bangsa manapun di dunia pasti tidak bisa terlepas dari masalah klasik ekonomi ini. Indonesia juga setali tiga uang. Dalam beberapa decade terakhir,persoalan pengangguran menjadi masalah serius tersendiri bagi bangsa ini. Jeratan krisis ekonomi yang berkepanjangan serta rendahnya mutu pendidikan dan sumber daya manusianya menjadi factor pemicu semakin tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. Tidak itu saja,kualitas pendidikan dan out put yang dihasilkan juga berperan positif dalam menciptakan penganguran terdididik, disamping persoalan sempitnya akses pendidikan tinggi dan lapangan pekerjaan tentunya.
Baru-baru ini, Badan Perburuhan Internasional (ILO) merilis jumlah pengangguran usia muda di seluruh dunia. Dalam laporan berjudul ”Tren Lapangan Kerja untuk Kaum Muda 2009”, pengangguran kaum muda tercatat 13% atau 81 juta jiwa. Sekitar 620 juta penduduk usia 15-24 tahun terlibat dalam kegiatan ekonomi secara aktif. Angka ini terbesar sepanjang catatan ILO. Ada peningkatan lebih dari 7,8 juta dibandingkan dengan 2007, dari 73,2 juta (11,9%) menjadi 81 juta (13%). Diperkirakan akan meningkat menjadi 13,1% pada 2010, namun menurun pada 2011 menjadi 12,7%. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa di Indonesia, angka pengangguran pada 2010 sekitar 7,6% atau 9,26 juta jiwa, 30-40 % adalah pengangguran kaum muda, 10% di antaranya sarjana. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pengangguran begitu kira-kira gambaran untuk fenomena social diatas. Fenomena pengangguran sering menyebabkan timbulnya masalah sosial lainnya. Di samping tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah, dimana pada gilirannya akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakat.
Fenomena ini menjadi kenyataan pahit yang dihadapai oleh bangsa Indonesia. Dan dunia pendidikan sebagai salah satu agen pemasok tenaga kerja mungkin tidak luput dari limpahan kesalahan atas kenyataan pahit ini. Pertama,Dunia pendidikan adalah harapan besar dimana sebagian besar rakyat menaruhkan padanya kepercayaan atas masa depan anak-anaknya. Sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,maka semakin besar pula peluangnya untuk dapat bekerja secara layak.Memang harapan ini wajar, namun kenyataan dilapangan kondisi ini tidak berkorelasi positif dengan kesempatan kerja.Ternyata tingginya jenjang pendidikan yang diperoleh belum menjadi jaminan akan kemudahan mendapat pekerjaan setelahnya. Kedua,. Ketidakcocokkan/keselarasan antara perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembangan lapangan kerja merupakan penyebab utama terjadinya jenis pengangguran ini. Sulit dibayangkan SDM berkualitas akan tercapai bila tidak disertai oleh meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) pendidikan. Dan akan sangat muskil APK meningkat, bila tidak disertai oleh apresiasi masyarakat yang tinggi terhadap pendidikan
Lantas adakah yang salah dengan pendidikan? Namun kita harus jujur, kebijakan perluasan dan pemerataan pendidikan formal punya andil dalam permasalahan ini. Ide dasarnya kebijakan ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan taraf hidup, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong terciptanya sikap positif.
Selama ini kita terjebak pada pemahaman bahwa ijasah (bukan ketrampilan yang didapat) adalah tujuan dari pendidikan itu sendiri. Mc Donalisasi pendidikan yang marak akhir-akhri ini semakin meneguhkan kondisi ini. Semua orang berlomba-lomba mendapatkan ijasah S1 hanya untuk memudahkan jalan mencari pekerjaan. Booming sarjana kemudian melanda negeri ini.
Fenomena melimpahnya sarjana yang menganggur sebenarnya menjadi modal besar bagi bangsa untuk maju jika dibarengi dengan kualitas yang tinggi. Sayang sekali, melimpahnya sumber daya yang berpendidikan tinggi ini tidak dibekali dengan kesiapan mental dan pengetahuan untuk menjadi bagian penting dalam menggerakkan roda ekonomi bangsa
Sudah bukan rahasia lagi bahwa lulusan sekolah dan atau perguruan tinggi memiliki mentalitas pegawai (PNS,swasta). Dalam benak sebagian besar mereka, pegawai lebih nyaman dan minim resiko. Mentalitas inilah yang mendorong lulusan lembaga pendidikan lebih banyak menumpuk di sector pekerja bukan penyedia kerja. Jiwa intrepeneurshipnya sangat rendah untuk tidak mengatakan tidak memiliki. Jarang sekali ditemui lulusan perguruan tinggi menciptakan lapangan kerja bagi sesama.
Karenanya reorientasi program dan kebijakan dipandang perlu untuk meminimalisir dampak pengangguran terdidik dimasa mendatang. Pertama,Perluasan akses pendidikan tinggi juga harus dibarengi dengan peningkatan mutu lulusan baik soft skillnya maupun hard skillnya.Kedua, Karena dunia pendidikan adalah bagian social maka sudah selayaknya jika orientasi pendidikan juga harus selaras dengan tuntutan lingkungannya.Ketiga, untuk jurusan yang sudah jenuh daya serapnya dilapangan sudah seharusnya mendapat perhatian sekaligus pemecahan masalah sehingga tidak ditemui lagi pengangguran yang menunmpuk di salah satu program. Memperluas program keahlian juga bias menjadi alternative lainnya.

Teks 2
FENOMENA PENGANGGURAN TERPELAJAR
Sungguh memprihatin-kan, jumlah pengangguran terdidik setiap tahun semakin meningkat. Terutama dari kaum terpelajar. Ini bisa kita amati bersama ketika bekal ijazah makin tidak laku di pasar tenaga kerja. Gelar akamedik seakan tak mampu lagi menopang nasib pemiliknya. Begitu juga para sarjanawan penganggur, semakin merebak ke kota-kota dan pedesaan-pedesaan.

Menurut data BPS, jumlah pengangguran di Indonesia hingga 2011 mencapai 7,7 juta orang atau 6,56 persen dari total angkatan kerja. Secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung menurun, di mana TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen turun dari TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen dan TPT Agustus 2010 sebesar 7,14 persen.

Jika dibandingkan keadaan Februari 2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD ke bawah naik 0,19%, SMP naik 0,54%, dan SMK naik 0,43%. Pada Agustus 2011, TPT untuk SMA dan SMK masih tetap menempati posisi tertinggi, masing-masing 10,66% dan 10,43%.
Yang paling sering terkena getahnya adalah lembaga pendidikan. Ia dianggap tidak bisa mencetak lulusan yang siap pakai. Kualitas para lulusan tidak cocok dengan kebutuhan dunia kerja. Mereka tidak memenuhi standar persyaratan yang ditetapkan bagi rekruitmen tenaga kerja. Padahal, dunia kerja begitu cepat berkembang. Persyaratan tenaga kerja selalu naik dari waktu ke waktu. Namun, lembaga pendidikan tidak bisa memantau kenaikan-kenaikan itu. Akibatnya, munculnya mis-match yang lebar antara lembaga pendidikan dan dunia kerja. Yaitu, ketidaksesuaian antara output lembaga pendidikan dengan input yang dituntut oleh dunia kerja.
Ketidaksesuaian itu, misalnya, terlihat manakala sekelompok lulusan sekolah atau mahasiswa baru saja lulus dari sebuah lembaga pendidikan. Mereka bingung mencari pekerjaan. Beberapa iklan lowongan kerja yang dimuat koran sama sekali tidak menyentuh kualifikasi yang mereka miliki. Kemudian, arus pun kemudian berbalik. Mereka kembali mencari ilmu tambahan. Walaupun tidak seluruhnya, tetapi amat banyak di antara mereka kemudian mengikuti kursus-kursus pendidikan praktis. Sebutlah, kursus komputer, bahasa Inggris, manajemen, entrepeneurship, jurnalistik, akuntansi dan lian-lain. Alasannya, kursus-kursus semacam itu dianggap lebih laku, lebih marketable daripada kualifikasi sarjana yang disandangnya.

Lembaga pendidikan memang bukan pabrik. Dan, tujuan seseorang kuliah atau mencari ilmu secara keseluruhan adalah untuk mempertinggi produktivitas dirinya. Apa pun itu disiplin ilmu yang ditekuni, baik sains dan teknologi, ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu humaniora. Tetapi, bila mengibaratkannya dengan pabrik, maka lembaga pendidikan harus menjadi the pabric of a new meaning (pabrik yang selalu memproduksi nilai-nilai baru). (Giroux, 2000; Price, 2001)

Lembaga pendidikan hendaklah mencari 'nilai tambah' kepada produk SDM yang dikelolanya, baik dalam sikap, wawasan, kecerdasan, ketrampilan, maupun keahlian. Namun, dalam praktiknya, tujuan ini akan mengalami kesulitan. Buktinya, keberadaan para penganggur 'terdidik'. Rasanya tidak ada jaminan kepada mereka hingga menjadi lebih produktif dan bernilai tambah. Yang terjadi malah sebaliknya, tidak jarang perkembangan mereka menjadi paralel dengan pertumbuhan penganggur. Artinya, pendidikan mereka yang tinggi itu tidak dengan sendirinya membuka akses ke dunia kerja. Sehingga, seringkali tingginya pendidikan mereka itu, lalu hanya berarti besarnya inefisiensi, pemborosan dan ketidak-produktivitasan dirinya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, tentu harus ada konsistensi dalam perencanaan pembangunan lintas sektor antara lembaga pendidikan dan dunia kerja. De samping, fenomena mis-match juga harus segera diakhiri. Kalau tidak, maka titik temu antara output lembaga pendidikan dan input yang dituntut dunia kerja, akan sulit terwujud.

Namun, apabila lembaga pendidikan hanya menunggu dibuatkan, disahkan dan diturunkannya kebijakan-kebijakan makro seperti itu, mungkin terlalu lama. Maka, lembaga pendidikan dituntut lebih bersikap luwes dan pragmatis. Oleh Lembaga pendidikan hendaknya bertindak cepat sekaligus orientatif terhadap siswa-siswi atau mahasiswa-mahasiswi didikannya. Lembaga pendidikan harus mampu memantau perkembangan dunia kerja atau bisa bekerja sama dengannya. Ini penting agar lembaga pendidikan mampu berperan dalam membantu peserta didik. Khuisusnya, dalam mengarahkan dan mendampingi jenis pendidikan tambahan sebagai bekal pascakelulusan anak didik nanti, termasuk manakala harus menghadapi tuntutan dunia kerja.

Selain solusi adanya kesepahaman antara dunia pendidikan dan dunia kerja tentang permasalahan output dan input yang diinginkan, solusi lainnya sebagai koreksi dan introspeksi bersama adalah bahwa sudah saatnya pendidikan Indonesia bergeser pada pilihan strategi pembangunan SDM ke arah pengembangan insan kreatif. Dengan manusia-manusia kreatif ini, diharapkan mampu menjadi penopang berkembangnya industri kreatif. Dan, tidak lain yang dibutuhkan adalah filsafat pendidikan progresif-eksistensialis. Karena, dengan basis filsafat ini, pendidikan akan lebih mampu mengakomodasi dan mengelaborasi potensi setiap individu melalui praksis pendidikan kreatif, baik berupa real experience maupun produc development.

Kedua solusi di atas dapat dijalankan kedua-duanya atau memilih salah satu saja. Semua tergantung kemampuan lembaga pendidikan masing-masing. Karena, sukses tidaknya pendidikan akan dinilai dari sejauh mana dunia pendidikan mampu melihat dan menindaklanjuti perubahan kebutuhan belajar para siswa-siswi dan mahasiswa-mahasiswinya. Wallahu a'lam bi al-shawab.

1. Uraikan 3 struktur teks eksplanasi kompleks !
2. Uraikan 3 kaidah teks eksplanasi kompleks !
Bacalah dua teks eksplanasi kompleks berikut ini !
3. Bandingkanlah dua teks tersebut disertai bukti yang mendukung !
4. Presentasikan hasil perbandingan yang sudah kalian buat di depan kelas !
4. Tentukanlah topik untuk menulis teks eksplanasi kompleks disertai alasan pemilihan topik tersebut !
5. Buatlah kerangka karangan teks eksplanasi kompleks berdasarkan topik yang dibuat !
6. Kembangkan kerangka karangan teks eksplanasi kompleks !
7. Presentasikan teks eksplanasi yang telah kamu buat di depan teman satu kelompokmu !

6. Pedoman Penilaian
Soal nomor 1
Deskriptor
Skor
Menguraikan 3 struktur teks eksplanasi kompleks, (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi)
4
Menguraikan 2 struktur teks eksplanasi kompleks
3
Menguraikan 1 struktur teks eksplanasi kompleks
2

Soal nomor 2
Deskriptor
Skor
Menguraikan 3 kaidah penulisan (penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata baku) dan 3 kaidah bahasa (kohesi konjungsi, kalimat definisi, kalimat penjelas) teks eksplanasi kompleks
4
Menguraikan 2 kaidah penulisan dan 2 kaidah bahasa teks eksplanasi kompleks
3
Menguraikan 1 kaidah penulisan dan 1kaidah bahasa teks eksplanasi kompleks
2

Soal nomor 3
Deskriptor
Skor
Membandingkan berdasarkan struktur dan kaidah bahasa dengan alasan yang logis
4
Membandingkan berdasarkan struktur dan kaidah bahasa dengan alasan yang kurang logis
3
Membandingkan berdasarkan tidak berdasarkan struktur dan kaidah, dengan alasan yang tidak logis
2

Soal nomor 4 dan 8
No
Aspek yang Dinilai
Bobot
4
3
2
Keterangan
1.
Penguasaan Materi
40




2.
Penyajian
30




3.
Komunikasi Verbal
30





Rubrik Penilaian
No
Aspek yang Dinilai
Deskriptor
Skor
1.
Penguasaan Materi
a.       Dapat menjelaskan dengan lancar, menyampaikan konsep-konsep secara jelas, mampu berargumen disertai alasan yang logis, mampu mempertahankan argumen
b.      Dapat menjelaskan dengan lancar, menyampaikan konsep-konsep secara jelas, mampu berargumen disertai alasan yang logis, tidak dapat mempertahankan argumen
c.       Dapat menjelaskan dengan lancar, menyampaikan konsep-konsep secara jelas, tidak dapat berargumen dengan alasan yang logis, tidak dapat mempertahankan argumen
4



3



2
2.
Penyajian
a.       Menyajikan secara runtut sesuai dengan struktur teks, menyajikan secara sistematis berdasarkan pola berpikir induktif atau deduktif
b.      Menyajikan secara runtut sesuai dengan struktur teks, tidak menyajikan secara sistematis berdasarkan pola induktif atau deduktif
c.       Menyajikan secara tidak runtut, menyajikan secara tidak sistematis
4


3


2
3.
Komunikasi verbal
a.       Menggunakan pilihan bahasa baku, intonasi variatif sesuai dengan kata atau kalimat yang perlu ditekankan, tempo tidak terlalu cepat
b.      Menggunakan pilihan bahasa baku, intonasi variatif sesuai dengan kata atau kalimat yang perlu ditekankan, tempo terlalu cepat atau terlalu lambat
c.       Menggunakan pilihan bahasa baku, intonasi kurang variatif, tempo terlalu cepat
4


3



2

Soal nomor 5
Deskriptor
Skor
Topik aktual disertai alasan yang logis
4
Topik aktual dengan penjelasan yang kurang logis
3
Topik tidak aktual dengan penjelasan yang logis
2

Soal nomor 6
Deskriptor
Skor
Kerangka karangan relevan dengan topik, logis
4
Kerangka karangan kurang relevan dengan topik, logis
3
Kerangka karangan kurang relevan dengan topik, tidak logis
2


Soal nomor 7
No
Aspek yang Dinilai
Bobot
4
3
2
Keterangan
1.
Ketepatan Isi
40




2.
Organisasi tulisan
30




3.
Penggunaan bahasa
30





Rubrik Penilaian
No
Aspek yang Dinilai
Deskriptor
Skor
1.
Ketepatan Isi
d.      Isi sesuai dengan materi yang dibelajarkan, topik yang disajikan relevan dengan tema, menggunakan informasi pendukung yang relevan
e.       Isi sesuai dengan materi yang dibelajarkan, topik yang disajikan relevan dengan tema , informasi yang digunakan kurang mendukung topik yang diangkat
f.       Isi sesuai dengan materi yang dibelajarkan, topik yang disajikan kurang relevan dengan topik, informasi yang digunakan kurang mendukung topik yang diangkat
4


3



2
2.
Organisasi tulisan
d.      Tugas disusun secara rapi, ditulis atau diketik dengan keterbacaan tulisan tinggi, mengikuti alur berpikir logis
e.       Tugas disusun secara rapi, ditulis atau diketik dengan keterbacaan tulisan sedang, mengikuti alur berpikir logis
f.       Tugas disusun kurang rapi, ditulis atau diketik dengan keterbacaan tulisan rendah, belum mengikuri alur berpikir logis
4


3


2
3.
Penggunaan kaidah bahasa
d.      Penyusunan paragraf kohesif dan koheren, menggunakan pilihan kata baku, menggunakan tanda baca secara tepat
e.       Penyusunan paragraf kohesif dan koheren, menggunakan pilihan kata baku, belum menggunakan tanda baca secara tepat
f.       Penyusunan paragraf kohesif dan koheren, belum menggunakan pilihan kata baku, belum menggunakan tanda baca secara tepat
4


3


2

No comments:

Post a Comment